Berawal dari Minta Pijat, Wanita Ini Malah Didatangi Hantu

0
Januari 24, 2019




"Sehabis jalan-jalan, badanku terasa sangat pegal. Lantas, kuminta suamiku untuk memanggil tukang urut, tapi yang datang justru...."



Pagi itu Maya dan keluarga memutuskan untuk pergi berlibur ke kawasan yang menawarkan udara sejuk dan dingin, namun tak jauh dari Jakarta, yaitu Puncak.  Maya bersama Andi, sang suami dan kedua anaknya, Lita dan Cika menuju puncak bersama dengan mobil mereka.

Meski berangkat sejak matahari terbit, namun jalanan memang tak bisa diprediksi. Kemacetan masih mengular memenuhi jalan puncak yang lebarnya tak seberapa. Sekain jam terjebak macet, mereka baru sampai di kawasan wisata kebun teh pukul 12 siang, sesiangan mereka sekeluarga beriwisata menghirup udara sejuk sekaligus berkuda keliling kebun teh.


Hingga jelang maghrib jalanan ternyata lebih macet dari keberangkatan tadi. Tak ingin bermacet-macetan lagi, mereka akhirnya memutuskan untuk tinggal lebih lama di kawasan puncak, setidaknya selama satu malam di sebuah villa.

Tak sulit menemukan tempat beristirahat di kawasan puncak, mulai dari yang kelas rumahan hingga hotel berbintang pun ada. Mereka berlomba-lomba mendirikan bangunan dan menggusur pepohonan.

Singkat cerita, mereka akhirnya menemukan satu rumah yang bisa di sewa per malamnya. Terdiri dari 2 kamar tidur, lengkap dengan kamar mandi serta ruang bersantai untuk menonton tv.

“Pah kayanya badanku pegel deh, ada tukang urut gak ya?” tanya Maya pada suaminya.

“Adalah pasti, coba aku tanya ke bu Lasmi yang tadi tawarin kita rumah ini,”

Gayung pun bersambut, bu Lasmi mengiyakan akan membawa tukang urut untuk Maya.  Tak perlu menunggu lama, 15 menit kemudian tukang urut itu pun datang. Dari segi penampilan tak ada yang aneh dengahn tukang urut ini, baju kebaya sehari-hari ala wanita sunda.

Hanya saja, sikapnya terasa ganjil. Kala Maya bertanya entah soal rumah, umur, dan sebagainya tukang urut ini hanya diam seribu bahasa. Sempat merasa ada yang aneh, namun Maya tak ambil pusing. 


Barulah keanehan mulai terjadi saat tubuh Maya diurut dengan tangannya yang terasa sangat dingin. 
Pijatannya justru membuat Maya kesakitan, berulangkali Maya meminta agar pijatannya lebih dienakan lagi. Tapi yang ada justru makin terasa sakit, seakan-akan tangannya menekan keras punggung Maya.

Tak tahan dengan perlakuan itu. pijatan pun berakhir hanya dalam waktu kurang dari 20 menit.

“Tukang urut apaan itu? sakit banget?” gerutu Maya sesaat setelah tukang urut pilihan Bu Lasmi menghampiri.

“Kamu masih sakit mah? Biar aku cariin yang lain lagi, Gimana?” jawab Andi.

“Engga usahlah aku mau tidur aja deh,”

Belum sempat Maya ke kamarnya, pintu kembali terketuk. Terdengar “Asalamualaikum” terdengar nyaring di balik pintu.

Andi pun buru-buru membukanya dan alangkah terkejutnya ia menemukan tuang urut yang sama dihadapannya. “Duh maap yang kang, teh tadi motor saya mogok di jalan. Jadi ini baru sampe. Mau diurut di mana?” tanyanya.

Maya dan Andi pun hanya melongo mendengar perkataan wanita itu. tampak berbeda sekali dengan wanita sebelumnya yang kaku, diam dan dingin seolah tak ingin bertatap muka pada siapapun.

“Ibu baru dateng?” tanya Maya dengan suara setengah ketakutan.


Tukang urut itu hanya mengangguk pelan dan kebingungan dengan ekspresi yang dipasang oleh pasturi ini.


--
Sumber foto: Rusia Beyond

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 komentar: