Bertemu Hantu Kepala di Kost-an Baruku

0
Januari 12, 2019

"Salahku memilih tempat tinggal sembarangan hingga akhirnya harus mengalami kejadian mengerikan ini"


Tahun ini aku sudah mulai pindah ke Jakarta, pergi sementara dari kota kelahiranku di Klaten, Jawa Tengah. Di ibukota aku menempuh pendidikan untuk meraih gelar sarjana.
.
Sesuai dugaanku, menemukan kost-an yang dekat dengan kampus ternyata bukan perkara mudah. Sebagian besar sudah terisi sehingga membuatku harus mencari lebih jauh.
.
Hingga akhirnya kutemukan satu lokasi yang letaknya cukup terpencil dan berada di ujung gang. Rumah dua lantai ini tampaknya sedang direnovasi, ku beranikan diri bertanya pada pemilik.
.
"Bu masih ada yang kosong?" tanyaku.
.
"Masih de, masih banyak kook!" jawabnya dengan wajah sumringah.
.
Pemilik yang kupanggil bu Sur ini kemudian menjelaskan jika bagian yang tinggal di renovasi adalah lantai 2 sehingga lantai satu yang berisi 3 kamar tidur bisa ditempati.
.
Sepertinya aku adalah penyewa pertama bulan ini dan terbukti ketika aku menempatinya 2 kamar lain masih kosong sehingga praktis di rumah itu hanya ada aku, sementara bu sur dan putranya yang tinggal persis di sebelah rumah ini.
.
Tak apalah sepi , toh sejak memutuskan untuk kuliah di sini aku sudah meyakinkan diri untuk mandiri. Saat itu aku pun tak menaruh curiga apa pun, mengapa kost ini sangat sepi. Kupikir karena sedang direnovasi maka belum ada yang berminat.
--
Tapi tak bisa kupingkiti bila malam pertama pindah ke tempat ini membuatku deg-degan, suasana rumah ini memang terasa senyap, bukan hanya karena sepi namun juga karena berada di ujung gang sehingga jauh dari keramaian.
.
Kamarku berada tepat di depan tangga dan hanya dilengkapi oleh jendela kecil yang tertutup gorden sehingga aku biaa mengintip siapa yang di depan pitnu atau di tangga.
.
Awalnya tak ada yang aneh, aku masih nyaman-nyaman saja berada di tempat ini, terlebih bu Sur juga sangat baik yang mengizinkan aku sesekali untuk menggunakan kompornya untuk memasak.
.
Nah keesokan paginya aku keluar sebentar untuk belanja sayur, saat tengah memilah sayur kudengar percakapan yang menbicarkan kost-an tersebut.
.
Konon katanya kost-an itu selalu sepi penghuni, bukan hanya karena lokasinya yg kurang strategis melainkan juga penyebab lainnya seperti kehadiran makhluk halus yang membuat penghuni tak betah.
.
"Percuma juga direnovasi kalo penghuni lamanya masih ada," ujar salah satu orang membicarakannya.
.
Saat mendengar cerita mereka, sebenarnya aku sedikit khawatir dan memang merasa ada yang aneh dengan rumah ini. Cukup besar dan murah namun hanya aku yang menyewa.
Tapi apa mau dikata, uang 1 bulan sudah terlanjur kuberikan sehingga mau tak mau aku akan menghuninya, tempat yang tengah digossipkan sebagai sarang hantu itu.
--
Kata orang minggu pertama itu adalah masa "perkenalan". Tapi ini bukan sekedar perkenalan biasa, bukan hanya sekedar suara atau bayangan tak jelas.
.
Di hari keempat, saat aku baru saja ingin tidur aku merasa suasana semakin senyap. Suasana begitu ganjil yang membuat perasaanku tak enak dan benar saja.
.
Awalnya kudengar ada suara orang melangkah di tangga, bukan sekali dua kali suara itu seperti orang bolak balik yang membuat tidurku jadi terganggu.
.
Aku pun memberanikan diri untuk mengintipnya dari jendela kecil. Kusibak gordennya dan kuperhatikan tak ada orang di sana.
.
Tapi, setelah kulihat lebih lama ada seseorang di sana dengan rambut tergerai panjang. Aku pun makin penasaran siapa itu dan ketika aku memperhatikannnya sosok itu membalikan badannya.
.
Tampaklah rupa dari sosok itu yang terlihat mengerikan dengan wajah yang penuh luka, matanya yang putih dan nampak ada taring digiginya.
.
Yang membuat jantungku copot ternyata itu hanya kepala saja. Tak ada badan yang menempel di kepalanya.
.
Aku langsung gemeteran dan ingin sekali rasanya kubaca doa namun bibirku terkunci rapat. Air mataku meleleh dan aku terpaku tak bergerak di balik jendela itu melihatnya terus mendekat menuruni anak tangga.
.
Makhluk itu melayang mendekat dan kira-kira 3 meter dari tempatku berdiri ini kupaksakan untuk mengucap bismilah.
.
Hingga di kata bismillah yang ketiga aku bisa bergerak dan langsung lari ke tempat tidur menutupi seluruh wajah dan tubuhku dengan selimut sambil terus membacakan doa-doa yang kuhafal.
.
Kubaca terus doa tersebut tanpa henti hingga adzan subuh berkumandang. Keesokan paginya aku langsung bergegas menemui temanku dan menceritakan pengalaman tersebut. Di hari itu juga aku pindah dan menumpang sementara di kostan temanku.

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 komentar: