Hantu Itu Mengikutiku Terus Sampai ke Rumah

0
Januari 12, 2019

"Aku melihatnya duduk diantara bangku kosong saat di bioskop. Tak kusangka sosok berambut panjang itu ku lihat lagi ada di kamarku,"



Seperti kebanyakan muda mudi pada umumnya, aku dan pacarku, Rio menghabiskan malam minggu di bioskop. Tapi aku tak menyangka jika malam minggu ini menyisakan pengalaman pahit yang kuiingat hingga hari ini.
.
Jadi begini ceritanya, awalnya kami tidak mendapatkan jatah kursi di film favorit, waktu itu film Avengers baru saja dirilis dan tiketnya habis diburu para penonton. Sudah kepalang tanggung sampai di bioskop, kami akhirnya memutuskan untuk memilih film lain.
.
Pas masuk ke dalam, banyak deretan bangku yang masih terlihat kosong karena ini bukan film favorit. Sepertinya film avengers merampok semua penonton.
.
Yasudahlah tak apa, toh yang penting aku tidak nonton sendirian di studio bioskop yg sedang sepi ini. Pikirku.
.
Alur cerita memuat adegan semacam pesugihan dengan beberapa kali adegan hantu yang tiba-tiba muncul, cukup membuat jantung bergedup kencang.
.
Karena takut, kualihkan padanganku ke arah kiri yang berisi deretan bangku tanpa penonton. Tapi seingatku tadi tidak ada siapapun yang duduk di sana, tapi kini ada seorang wanita yang duduk.
.
Karena gelap ditambah rambutnya sangat panjang aku tak bisa melihat wajahnya. Aku penasaran mengapa wanita itu hadir di tengah film seperti ini? bukankah jika sudah sampai di bagian tengah penonton tak boles masuk?
.
Ahh sudahlah bukan urusanku juga kan. Aku kembali menatap layar bioskop dan mata sesekali tercuri pada bangku tersebut tapi kulihat wanita tadi sudah tidak ada.
.
Aneh, kemana perginya?
.
Lamunanku pun buyar ketika Rio yang disampingku bertanya: "filmnya nakutin ya?".
.
“Iya sih lumayan, bikin ngagetin,” jawabku.
.
Kusaksikan kembali film tersebut hingga jelang akhir film kulihat wanita itu kembali duduk di tempat yang sama.
.
Memang dasarnya orang kepo, kuperhatikan wanita itu. Tapi kemudian wanita aneh itu menoleh ke arahku.
.
Studio memang gelap tapi beberapa pancaran cahaya dari film membantuku melihat wanita tersebut. Wajahnya tampak putih pucat dan tersenyum datar ke arahku. Sontak aku langsung merinding melihatnya.
.
Kupeluk Rio yang ada disampingku dan ia hanya tersenyum. Mungkin yang dipikirnya aku takut pada film tersebut.
.
--
Aku pulang dari bioskop dengan melamun, pertanyaan Rio hanya masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri. Pikiranku Masih terngiang wajahnya yang menyeramkan itu menoleh ke arahku.
.
Aku pun segera pulang ke rumah dan segera masuk kamar. Aku ingin langsung tidur, tapi bayangan film horror tadi masih terngiang dipikiranku. Untuk mengusir pikiran itu, aku buka beberapa sosial media di hape ku.
.
Setelah beberapa menit aku memainkan gadget, tapi kemudian aku melihat sekelabat bayangan bergerak di depan pintu. Dadaku terasa deg-degan dan dalam hati kuberharap itu hanya imajinasiku saja.
.
Aku jadi ragu apa aku harus mematikan lampu, masalahnya aku tak terbiasa tidur dalam keadaan terang benderang.Tapi kali ini kubiarkan sajalah lampu menyala. Sesaattak ada yang aneh...
.
Sampai akhirnya aku bersiap memajamkan mata. Baru saja menutup mata, tiba tiba aku merasa ada yang memperhatikan dan benar saja tepat di depan pintuku melihat sosok wanita dengan rambut terurai menutupi wajah.
.
Rambut yang terlihat kusut dan berantakan yang menjuntai hingga ke lantai.
.
Kukucek mataku berulangkali untuk memastikan bahwa yang kulihat bukan khayalan. namun benar adanya,Ingin sekali kuberteriak tapi mulutku seperti terkunci, aku ketakutan setengah mati tapi sosok itu tetap diam tak bergerak.
.
Aku akhirnya mengambil bantal dan menutupi wajahku. Rasa penasaran datang, apa makhluk itu sudah pergi atau belum? alangkah menyesalnya aku membuka bantal karena makhluk itu berada tepat di depanku dengan matanya yang melotot.
.
Aku pun berteriak sekencang yang kubisa hingga hilang semua kesadaranku.
.
keesokan paginya ibuku bercerita bahwa aku ditemukan pingsan di kamar dengan wajah bersimbah keringat, pucat dan lemas.

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 komentar: