Larangan Mendaki Gunung Sumbing dengan Jumlah Ganjil

0
Januari 24, 2019

"Sekelompok pendaki pernah melanggarnya hingga inilah yang terjadi pada mereka,"



Mendaki gunung memang memerlukan persiapan yang cukup. Termasuk siap dalam mentaati setiap larangan dan pantangan yang diterapkan di dalamnya, seperti yang ada di gunung Sumbing yang berada di Jawa Tengah.

Bagi orang yang ingin mendaki gunung dengan tinggi 3.337 meter ini, mereka diharuskan untuk berjumlah genap, pantang mendaki dalam jumlah anggota yang ganjil.

Sayangnya hal itu tak diindahkan oleh sekelompok pecinta alam yang baru menaikinya. Mereka berangkat dengan jumlah 11 orang, sampai di tengah diperjalanan tiba-tiba ada satu orang yang bergabung bersama mereka sehingga jumlahnya jadi genap 12 orang.
Salah satu pendaki yang ikut dalam rombangan itu memiliki indera keenam yang sudah tentu tahu bahwa orang yang bergabung barusan itu berasal dari bangsa jin. Meski begitu, ia memilih untuk membiarkannya.

Sampai di puncak gunung Sumbing, anggota ke-12 tersebut mendadak hilang. Mereka pun tak ambil pusing dan langsung membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh. Saat sedang asik bercengkrama, tiba-tiba ada satu penampakan yang membuat beberapa anggota sadar ada makhluk lain diantara mereka, pocong.

Keempat anggota sadar akan kehadiran makhluk itu dan si pemilik indera keenam segera mengajak anggota lain untuk membaca doa. Dengan alasan sebagai bentuk syukur telah berhasil selamat sampai di puncak.  Pocong itu pun lekas pergi.
Sepulang mendaki gunung, tanpa disadari ada beberapa pasang mata yang mengintai mereka. Sang pemiliki indera keenam itu tahu sedang diawasi maka dari itu, ia meminta teman-temannya untuk berjalan lebih cepat sambil terus membaca lantunan ayat suci agar tetap dalam lindungan-Nya.

Mengingat ada beragam risiko yang bisa terjadi akibat melanggar pantangan maka memang tak ada salahnya untuk tetap menghormati aturan tersebut, karena sejatinya dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung.

Sumber foto: bluetripper.com.




About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 komentar: