Cerita Hantu si Kembar, Dina dan Dini

0
Januari 21, 2019
"Wajahnya sangat mirip, aku tak bisa membedakan mana yang telah meninggal dunia,"





Di lingkungan tempat tinggalku, kami bertetangga dengan pasangan yang memiliki anak kembar, mereka bernama Dina dan Dini. Umur keduanya tak jauh berbeda denganku yang saat itu duduk di bangku kelas 2 SMP.

Meski bertetanggaan tapi bisa dibilang kami tidak terlalu dekat, terlebih Dina dan Dini seringkali menghabiskan waktu hanya berdua. Bahkan temanku yang lain mengatakan bila Dina dan Dini seperti memiliki dunianya sendiri.

Hal itu tak jadi masalah bagiku, selama mereka baik aku pun rasanya tak mengapa dan menghargai pilihan mereka untuk selalu berdua. Kupikir karena mungkin karena mereka adalah saudara kembar sehingga sangat klop dan selalu nyaman berdua.

Singkat cerita waktu itu kami sekeluarga memutuskan untuk liburan ke daerah Anyer, Banten di akhir pekan, dulu di tahun 2001 Anyer masih terlihat bersih dan udaranya begitu sejuk aku pun tak pernah lupa momen remajaku berlibur di sini.

Kami berangkat dari hari jumat dan berencana pulang pada minggu hari, nah sebelum berangkat kulihat wajah si kembar sama-sama murung. Entahlah ada apa, aku segan untuk menanyakannya dan langsung naik ke mobil.

**

Kami menikmati keindahan laut anyer dengan menginap di sebuah villa. Selama 3 hari dua malam kami sekeluarga betul-betul menikmati liburan ini sehingga tanpa terasa waktu untuk pulang pun tiba.

Perjalanan pulang cukup jauh dan macet sehingga kami baru sampai di rumah sekitar pukul 3 dini hari. Nah ketika itu kulihat ada deretan bangku dan tenda di depan rumah si kembar. Ibuku penasaran kenapa tiba-tiba ada tenda, ada acara apakah ini? Ingin bertanya tapi tak ada satu pun orang di sana dan berhubung badan sudah sangat capek akhirnya kami memutuskan utnuk langsung masuk rumah dan merebahkan diri.

Barulah di pagi harinya kejadian aneh itu datang. Di pagi yang mendung dan masih setengah ngantuk, ibuku sudah mulai menyapu halaman. Nah ketika gerbang terbuka, aku melihat ada Dina atau entah Dini datang membawakan semacam nasi kotak.

“Eh ini dina atau dini ya?” tanya ibuku.

“Aku Dina tante, aku mau kasih ini,” ujarnya sambil memberikan kotak itu.

“eh apa ini dina?”

“Ini tante makanan shawalatan Dini, baru aja kemarin meninggal ketabrak motor pas pulang les,” jawabnya.

Aku pun langsung kaget mendengarnya, tak kusangka bila kemarin adalah terakhir kali aku melihat si kembar bersama. Kini salah satunya telah pergi jauh.

Ibu dan aku pun bergegas untuk mandi dan bersiap untuk datang ke rumah mereka untuk berbelasungkawa. Belum sampai kami keluar rumah, ada lagi yang mengetuk pintu, kembali memberikan makanan shawalatan.

“Lho bukannya Dina tadi udah kasih ya?” tanya ibuku.

“Dina? Bukan tante aku dini, dina yang meninggal,” ujarnya sambil memberikan makanan tersebut.


Ibuku membawanya ke dapur dan menmukan bila makanan pertama tadi telah berubah jadi daun pisang yang tak ada isinya.

Sumber foto: vnovember.com

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 komentar: