Cerita Hantu si Kembar, Dina dan Dini
0
"Wajahnya sangat mirip, aku tak bisa membedakan mana yang telah meninggal dunia,"
Di
lingkungan tempat tinggalku, kami bertetangga dengan pasangan yang memiliki
anak kembar, mereka bernama Dina dan Dini. Umur keduanya tak jauh berbeda
denganku yang saat itu duduk di bangku kelas 2 SMP.
Meski
bertetanggaan tapi bisa dibilang kami tidak terlalu dekat, terlebih Dina dan
Dini seringkali menghabiskan waktu hanya berdua. Bahkan temanku yang lain
mengatakan bila Dina dan Dini seperti memiliki dunianya sendiri.
Hal
itu tak jadi masalah bagiku, selama mereka baik aku pun rasanya tak mengapa dan
menghargai pilihan mereka untuk selalu berdua. Kupikir karena mungkin karena
mereka adalah saudara kembar sehingga sangat klop dan selalu nyaman berdua.
Singkat
cerita waktu itu kami sekeluarga memutuskan untuk liburan ke daerah Anyer,
Banten di akhir pekan, dulu di tahun 2001 Anyer masih terlihat bersih dan
udaranya begitu sejuk aku pun tak pernah lupa momen remajaku berlibur di sini.
Kami
berangkat dari hari jumat dan berencana pulang pada minggu hari, nah sebelum
berangkat kulihat wajah si kembar sama-sama murung. Entahlah ada apa, aku segan
untuk menanyakannya dan langsung naik ke mobil.
**
Kami
menikmati keindahan laut anyer dengan menginap di sebuah villa. Selama 3 hari
dua malam kami sekeluarga betul-betul menikmati liburan ini sehingga tanpa
terasa waktu untuk pulang pun tiba.
Perjalanan
pulang cukup jauh dan macet sehingga kami baru sampai di rumah sekitar pukul 3
dini hari. Nah ketika itu kulihat ada deretan bangku dan tenda di depan rumah
si kembar. Ibuku penasaran kenapa tiba-tiba ada tenda, ada acara apakah ini?
Ingin bertanya tapi tak ada satu pun orang di sana dan berhubung badan sudah
sangat capek akhirnya kami memutuskan utnuk langsung masuk rumah dan merebahkan
diri.
Barulah
di pagi harinya kejadian aneh itu datang. Di pagi yang mendung dan masih
setengah ngantuk, ibuku sudah mulai menyapu halaman. Nah ketika gerbang
terbuka, aku melihat ada Dina atau entah Dini datang membawakan semacam nasi
kotak.
“Eh
ini dina atau dini ya?” tanya ibuku.
“Aku
Dina tante, aku mau kasih ini,” ujarnya sambil memberikan kotak itu.
“eh
apa ini dina?”
“Ini
tante makanan shawalatan Dini, baru aja kemarin meninggal ketabrak motor pas
pulang les,” jawabnya.
Aku
pun langsung kaget mendengarnya, tak kusangka bila kemarin adalah terakhir kali
aku melihat si kembar bersama. Kini salah satunya telah pergi jauh.
Ibu
dan aku pun bergegas untuk mandi dan bersiap untuk datang ke rumah mereka untuk
berbelasungkawa. Belum sampai kami keluar rumah, ada lagi yang mengetuk pintu,
kembali memberikan makanan shawalatan.
“Lho
bukannya Dina tadi udah kasih ya?” tanya ibuku.
“Dina?
Bukan tante aku dini, dina yang meninggal,” ujarnya sambil memberikan makanan
tersebut.
Ibuku
membawanya ke dapur dan menmukan bila makanan pertama tadi telah berubah jadi
daun pisang yang tak ada isinya.
Sumber foto: vnovember.com
0 komentar: