Kisah Nyata Dikunjungi Kuntilanak Saat Melahirkan

0
Januari 12, 2019

"Makhluk berambut panjang dengan baju putihnya itu meneror ibuku yang baru melahirkan. Berada di balik pintu dan mencakarnya hingga menimbulkan suara-suara yang membuat jantung mau copot"



Ini adalah cerita ibuku ketika akan melahirkan. Kala itu proses persalinan dilakukan di rumah nenek dengan bantuan bidan. Ya, sejak usia kandungan 8 bulan ibuku memang sengaja pindah sementara, alasannya di sini ada nenek yang punya segudang pengalaman dalam merawat bayi.
Namun rumah nenek ini agak jauh dari kota, terletak di daerah pedalaman di kota Sukabumi. Terlebih di tahun 80-an, suasana pedesaan masih terasa sangat kental di sini, kanan-kiri masih dipenuhi kebon dan tak jarang dihiasi oleh pohon –pohon besar seperti beringin.
Jika siang hari memang terasa sangat asri namun ketika malam tiba suasana sangat sepi dan sayup. Jarang sekali ada orang yang keluar di malam hari, seusai bekerja di ladang mereka biasanya langsung masuk ke rumah. Setidaknya itulah yang diceritakan oleh ibuku.
Kembali pada momen melahirkan, sejak pagi tanda-tanda melahirkan sudah terasa. Rasa mulas, pusing dan refleks mengejan mulai bermunculan, nenekku pun menemai ibuku berjalan-jalan. Berdasarkan tradisi dengan jalan-jalan santai, maka proses persalinan akan lebih gampang, begitu yang dipercaya.
Tapi ibuku merasa ada yang aneh hari itu, ketika sedang jalan seperti merasa ada seseorang yang mengikuti, mengawasi dan memperhatikan. Ibu jadi makin tak tenang dan meminta untuk masuk ke dalam rumah.
Mungkin itu ada kaitannya dengan kepercayaan warga setempat yang konon orang yang akan melahirkan kerap kali diikuti oleh makhluk halus. Tapi neneku langsung menepisnya, “Udah jangan mikir macem-macem di sini ada ibu kok kamu fokus aja sama persalinan,” tegas neneku.
Barulah pada sore hari, rasa mulas makin menjadi dan nenek memanggil bidan. Hingga sekitar jam 10 malam, aku berhasil lahir ke dunia. suara tangisanku memecah keheningan malam menyita perhatian orang-orang di kampung kami dan sepertinya termasuk juga ‘tamu tak diundang itu,”
Awalnya memang sangat ramai, para tetangga memadati rumah kecil nenek untuk melihat aku yang baru dilahirkan. Saat malam makin datang dan rasa dingin menusuk tulang, satu persatu tetangga mulai pulang.
Aku ditidurkan di sebuah box yang berada dalam kamar yang sama bersama ibu, tak ketinggalan ada nenek ku pun ikut menemani di dalam kamar itu.
Ibuku mengatakan itu adalah malam yang tak akan pernah dilupakan olehnya, bukan hanya karena di hari itu aku berhasil dilahirkan tapi juga kehadiran terror dari makhluk tak undang.
Ibu bercerita jika di malam itu ia sempat mendusan alias terbangun sebentar dari tidurnya, mengambil segelas air yang berada di atas meja di sampingnya, ketika matanya ingin tidur lagi, mulai muncul suara aneh di balik pintu.
Awalnya seperti ada yang ingin membuka pintu, gagang pintu itu bergerak seperti ada orang yang ingin membukanya. Tentu saja ibu penasaran siapa yang ada di balik pintu itu, namun rasa takut mengurung dirinya dan membuatnya enggan untuk membuka pintu yang terkunci itu.
Sejenak ibuku terus memperhatikan pintu tersebut dan gagang pintu itu pun diam. Hatinya merasa sedikit lega, tapi ketika ingin tidur bukan gagangnya yang dimainkan kali ini ada suara seperti menggaruk pintu.
Kreekk…kreekkk..kreekk.
Suara itu terus berulang-ulang membuat mata ibuku melotot. Ibuku pun mencoba membangunkan nenek yang ada di tempat tidur sebelah, karena ketakutan suara ibuku terasa sangat pelan sehingga nenek tetap terlelap.
Ibuku pun menggantinya dengan merapalkan beragam ayat-ayat suci yang dihafalnya. Tetapi bukannya menghilang, suara itu makin menjadi-jadi, suara garukan di pintu makin terdengar jelas dan kali ini juga diikuti oleh gagang pintu yang naik-turun. Gabungan suara dari keduanya betul-betul membuat ibuku ketakutan setengah mati.
Kreekk…kreekk…kreekk
Kali ini suara cakaran itu terasa makin menekan pintu sehingga suara yang dihasilkan terdengar lebih nyaring dan dalam. Untunglah suara itu sudah semakin berisik dan akhirnya membangunkan nenekku.
Neneku yang tahu akan hal tersebut langsung berteriak “hei diam! Pergi sana jangan ganggu di sini!”
Sejenak nenek merapalkan doa-doa dan terbukti efektif membuat kamar ini kembali sunyi tanpa suara dari balik pintu itu……
--
Setelah dewasa aku masih sering mendengarkan kembali cerita masa lalu itu, menurut nenek itu adalah kuntilanak yang suka menganggu wanita yang hamil atau melahirkan.. Makanya, saat itu nenek memilih untuk tidak membiarkan ibuku tidur sendirian.

About the author

Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 komentar: